Stories

Abu-Abu

Kalian pasti tahu kan judul buku karya ibu kita kartini?yaa.. “habis gelap terbitlah terang” yap menurutku sehabis gelap itu belum tentu terang, bisa saja hujan badai, bukan bukan.. maksudku bukan begitu, itu hanya kata lainnya saja. Sekarang yang menjadi pertanyaanku “habis gelap terbitkah terang?”memang kata- katanya beda tipis dengan buku ibu kita kartini, tapi maknanya jelas berbeda. Ya jelas bedalah judul sebuah buku dengan sebuah pertanyaan. Hmm.. maksudnya, kita tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa mendatang, tidak selalu habis gelap pasti terang, bukan? tidak selalu habis sedih pasti senang pula. Itu hanya kemungkinan dan belum pasti, kalau menurut ilmu matematikanya sih ilmu yang ga pasti itu probability*loh nyambung ke matematika?* itukan menurut ilmu matematika, kalau menurutku itu abu-abu, sekali lagi ABU-ABU..
***

Semuanya berawal dari...
Siang itu saat bel bergeming menandakan pelajaran usai. Saat aku berjalan di koridor sekolah bersama Rika temanku, tiba tiba ada yang berpidato di sepeaker ”assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu buat temen temen gue, adik kelas gue, kaka kelas gue...”stop stoop bukan begitu! diulang“assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu panggilan kepada seluruh anggota pmr harap kumpul di lapangan upacara, sekali lagi...” terserahdeh mau tiga kali lagi kek, delapan belas kali lagi kek,gempor gempor. “hayu Rik kita kumpul” “hayu nop” *kebetulan kita anak pmr, sekarang?sstt rahasia..bukan rahasia umum lagi deh*.

Seperti biasanya setiap hari kamis pukul 15.00 ada adat istiadat aku dan rika yaitu latihan pmr, namun latihan kali ini terasa berbeda, apa yang membuatnya berbeda? Tiba tiba angin berhembus kencang, seketika semua hening, tampaklah siluet cowo daaann terdengarlah laguu humko humise churalo dil mein yehintum chupalo..huma kele khona jayeen... siapa lagi tuh yang nyetel lagu india ganggu! Hilang deh tuh siluetnya huh.. oke ini lebay. Latihan terasa berbeda karna ini latihan pertama kita di kelas 8, dan tentunya ada anggota pmr yang baru yaitu anak kelas 7. Saat pemberian materi, tak sengaja bola mataku tertuju pada satu titik, tunggu tunggu itukan cowo yang tadi, iya benar#batinku. Waaww.. apa ini yang namanya love at the first sight?bukan! ini itu love at the second sight novii*tadikan udah pernah ketemu ceritanya*. Saat aku memperhatikannya, doi pun sadar daan dia terlihat senyum senyum sendiri, salting mungkin?atau sinting? Ntahlah yang tahu hanya doi dan tuhan.

Beberapa hari kemudian, aku pun tahu namanya *anggap saja namanya Jodi* dia anak kelas 7z, hobi dia bermain bola, dia ikut taek wondo, cita cita diaa..*aku bukan neneknya* lanjuut.. Kita pun semakin akrab satu sama lain, tapi tiba tiba semua berubah setelah negara api menyerang, ini semua bukan kesalahan negara api tetapii.. ternyata teman sekelasku juga mengaguminya, akupun berfikir untuk mengalah dan mundur dari medan pertempuran. Aku ga mau merusak pertemanan, lebih baik mengalah. *ingat pepatah orang yang mengalah bukan berarti ia kalah* (--berbijak sawah.com)

Sudah lama tak berkomunikasi bahasa kerennya mah lost contact, sudah lama tak jumpa bahasa orang baratnya long time no see. Saat itu ada acara rutin tahunan di sekolah kita, yaitu pensi (pentas seni). Kakak kakak kelas kita menunjukan kebolehannya diatas panggung *iyalah..masa dibawah panggung* ada kabaret, musikalisasi puisi, band, dan lain lain. Kelas 7 dan 8 yang sedang bazar, merekapun tak mau kalah sibuknya dengan kaka kelas, sebagian kaka kelas yang menjajakan makanan yang kelihatanya lezat.*baru kelihatannya*

Ketika aku dan teman teman ku mengelilingi stand stand yang berjajar. Saat melewati salah satu stand ada seorang cowo yang menawarkan untuk membaca novel di standnya, dan ternyataa eng-ing-eng itu jodi!apaa?Jodi! iya betul itu jodi. Ia senyum padaku, aku pun membalas senyumnya. Aku sedang membaca novel yang aku pinjam. Membaca sambil melihat aksi aksi kaka kelas itu yang aku lakukan, dan Jodi duduk tepat ditempat duduk samping kiri aku. Setelah kejadian dihari itu, kita menjadi akrab lagi, dan komunikasi yang lancar.

Hari hari pun terlewati, bumi pun masih berputar di porosnya. Seketika masalah perasaan tak enak pun muncul kembali, kenapa ini?ada apa? Akupun bertanya tanya dalam hati, daaan aku ingat bahwa temanku, temanku juga mengaguminya, ingat novi ingaat! Aku pun memikirkan hal ini matang matang, ini semua membuatku bingung, disatu sisi aku mengagumi jodi, disisi lain temanku juga mengaguminya, oh sisi yang saling berlawanan. Setelah bertapa 7 hari 7 malam akhirnya aku mendapatkan wangsit yaitu “aku memutuskan untuk berteman saja dengan jodi, ini kulakukan untuk menjaga perasaan temanku dan menjaga pertemanan kita” yaap tepat itu dia keputusanku, lebih baik kita menjadi teman, menurutku ini adalah keputusan dan akhir yang baik.

Seperti rel kereta yang kukuh, selalu berpasangan tapi tak pernah bertemu walau jarak tak jauh.. tetapi setia selalu sejajar, bersama, dan berdiam ditempat tak maju dan mundurpun tidak.

Tamat
***



A Stupid Man and His Cows

One day, a stupid man went to the market. At the market he bought six cows. After that, he rode one cow to home and made the others walk in front of him. On the way, he counted them “1..2..3..4..5..” but he could only see five cows. And he counted them again “1..2..3..4..5..... oh my God, my cow lose my cow lose”. He was certain that he had lost one. He was afraid that his wife would scold him.
His wife was waiting for him in front of their house. As soon as he saw her, the stupid man looked afraid, and he said “I’m so sorry, I had lose one of our cows”. He did not know how it happen. He was very careful. Then his wife asked to him “how many cows you bought?” he answered “I bought six cows”. However, he could only see five of them. His wife looked at him and laughed “ha…ha…ha…look! You are stupid man. There was not one cow less. You rode one of your cows”.

Tamat
***



True Story
"Unexpected"

Two years ago at one night. After I finished my homework. I felt so sleepy and went to bed. I kept my laptop on my desk where the door was unlock.
At 03.00 am, my aunt woke me up and she asked me “did you see my mobile phone?” I said ”hmm.. I don’t know”. Suddenly I remembered about my laptop “oh my God, my laptop has gone” my aunt said ”maybe your father tidy it up”. I hurried into my parents room. (tok..tok..tok) “dad..dad..” my father came out and asked “whats happen?” “did you tidy up my laptop?”asked me “no, why?”answered he. “my laptop has gone…” I thought, there was a thief came into my house.
As hard as me shouting, there will not back my laptop. I just want to say “after you use something, please to tidy it up”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar